Kupang, Madika News - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Nusa Tenggara Timur (DPRD NTT), Anwar Pua Geno mengaku, dirinya sangat
kecewa terhadap aksi brutal yang dilakukan oleh pihak kepolisian terhadap
Koordinator Lapangan BEM/BLM Universitas Katolik Widya Mandira Kupang,
Saturminus Jawa ketika melakukan aksi damai penuntasan masalah perdagangan
manusia di NTT.
“Iya saya sangat kecewa dan
menyayangkan tindakan polisi yang mengejar dan memukul Saturminus yang lagi
melakukan aksi damai,”
kata Anwar ketika mengunjungi Marka PMKRI St. Xaverius
Kupang, Selasa (2/12/2014) siang tadi.
Anwar yang didampingi Rohaniawan Katolik Romo Leo Mali serta, ketua dan beberapa anggota komis V DPRD NTT, menambahkan, tugas aparat
kepolisian adalah mengawal semua aksi damai yang dilakukan oleh elemen
mahasiswa maupun masyarakat sehingga, bisa menghasilkan sebuah jalan keluar
bukan mengawal dengan tindakan yang tidak terpuji.
“Polisi seharusnya melakukan
pendekatan persuasif sehingga ada titik
temu. Kita sebagai wakil rakyat, sangat menyesalkan aksi polisi yang masuk kedalam sekretariat PMKRI,” katanya.
Dirinya sebagai ketua DPRD NTT
berjanji, dalam waktu dekat akan memanggil kepala kepolisian Daerah (Kapolda)
NTT untuk mempertanggung jawabkan aksi brutal dari anggotanya serta meminta
klarifikasi soal kelanjutan penanganan kasus perdagangan manusia di NTT.
“Kita tidak akan diam dengan
persoalan ini. Kita akan panggil Kapolda untuk jelaskan sudah sampai mana
penaganan kasus-kasus yang berkaitan dengan perdagangan manusia di NTT yang saat
ini menjadi sorotan Nasional,” kata Anwar.(JNo)
0 komentar:
Posting Komentar